Header Ads

Wawancara Eksklusif Bersama Galih, Juara Banjarbaru Brewers Championship 2019

GALIH Perdana Putra berhasil menjadi jawara dalam Banjarbaru Brewers Championship 2019. Kompetisi ini boleh dibilang bukan kompetisi kaleng-kaleng. Juri yang menilai adalah orang-orang yang punya rekam jejak tak sembarangan di level nasional. 

Ada Muhammad Fakhri Murad, Indonesian Brewers Cup Champion 2019 (11th World Brewers Cup 2019), kemudian Arief Blend (1st Winner Eastern Barista Championship 2018), Rendy Anugrah Mahesa,  (Western Champion IBrC 2017), serta Ardy Lana dari Banjarmasin yang pernah menjadi salah satu jawara Indonesian Tasting Championship 2017. Ada pula para owner dan roaster handal di Kalsel yang turut menilai. Jadi boleh dibilang kejuaraan menyeduh ini cukup paten.

Galih Perdana Putra
Kami dari Hudes.id berkesempatan berbincang dengan anak muda yang berdomisili di Banjarmasin ini. Mari kita icip perbincangannya. 

Hudes.id : Sejak kapan mulai suka kopi?

Galih : Suka kopi sejak kelas 2 SMK (saya lupa tepatnya kapan). Berkecimpung di industri ini sebenarnya gak sengaja sih, dulu suka ngopi tapi kopi lumayan juga harganya. Jadi saya mutusin buat kerja di coffee shop agar bisa minum kopi gratis setiap harinya, hehe. Akhirnya masuk di Hello Coffee Roastery (Jalan Jafri Zam-Zam). Karena cuma mereka yang mau nerima. Bagi saya industri kopi membuat saya banyak kenal orang baru, teman-teman baru dari berbagai macam bidang.

Hudes.id : Apa yang membuatmu serius di kopi?

Galih: Dulu saya suka nonton Ryan Wibawa dan Harrison Chandra (para jawara di kejuaraan menyeduh kopi) dan banyak lagi. Dari sana mulai terinspirasi serius di kopi. Saya berpikir seperrinya keren juga suatu hari bisa bikin kopi sambil jelasin di depan juri gitu, walau belum pernah ikut kompetisi sekelas Indonesia Coffee Events tapi suatu saat saya akan ikut.

Hudes.id: Bagaimana pengalaman kamu belajar menyeduh kopi?

Galih : Sejak pertama kali kerja di coffee shop saya sudah mulai belajar tentang manual brew (seduh kopi manual), menggunakan mesin espresso dan lain-lain. Hingga saat ini terus belajar karena bagi saya kopi tiap tahunnya berkembang. Kalau moment menarik sih banyak, jadi semua yang saya alami ngga bisa dilupakan deh.

Hudes.id : Seberapa penting sih kompetisi?

Galih : Kalau menurut saya sih kompetisi penting. Itu adalah paket komplit buat seorang belajar, karena di kompetisi semuanya dipelajari. Metode, cara serving, kebersihan, kerapian, time management, semuanya dipelajari tapi semua tergantung orangnya lagi apa mau belajar atau tidak.

Hudes.id : Apakah tertarik bikin coffee shop?

Galih : Ada sih cuma saya lebih ingin punya lab kopi sendiri di rumah. Saya lebih ingin punya lab kopi sih di lantai dua rumah gitu lah biar lebih chill bikin kopi dan latihan juga. Tapi bikin coffee shop sebenarnya boleh juga. Konsep yang saya suka seperti Ottoman's Coffee dan VWI by Chadwang.

Hudes.id : Bolehkah berbagi recipe saat menyeduh di Banjarbaru Brewer Championship 2019?

Galih: Saya menggunakan metode seduh center pour dengan beans Java Wanoja dengan proses pasca panen natural anaerobic fermentation. Grind size ada di level fine to medium, dripper ceramik V60 server 02. Untuk pouring pertama, pre-infusion 30 mililiter air spiral pour. Kemudian slow center pouring 80ml dan pouring ketiga center pour following with circle pour 130ml. Lalu circle pour dan last center pour 210ml. Total brewing time tiga menit tiga puluh detik.

foto: @bjbcoffeeevents


No comments

close
pop up banner