Header Ads

Juara IBrC 2019 Terinspirasi Pelaku Industri Kopi di Kalsel

MENJADI juara dalam ajang Indonesia Brewers Cup Championship (IBrC) 2019 dan mewakili Indonesia di World Brewers Cup Championship (WBrC) 2019 tidak membuat Muhammad Fakhri Murad jemawa. Fakhri bahkan tampak rendah hati saat berbincang dengan Hudes.id.

Dengan santai Fakhri menceritakan bahwa dirinya sebenarnya terinpirasi dari para pelaku industri kopi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat yang lebih dulu meraih gelar juara di ajang kompetisi kopi level nasional. Maklum saja, Fakhri, meskipun lebih banyak beraktivitas di Jakarta, adalah putra asli kelahiran Kalimantan, tepatnya Samarinda, Kalimantan Timur.
Fakhri paling kanan (foto: media indonesia)
Kini sudah ada tiga orang dari Kalimantan yang sudah pernah menyabet gelar juara dalam kompetisi kopi nasional, Indonesia Coffee Event (ICE). Seperti Ardy Maulana, owner Office Coffee Roastery (Banjarmasin) yang pernah menyabet 3rd place Indonesia Cup Taster Championship 2017. Serta Dimas yang meraih juara pertama ICTC 2017. 


"Saya jujur saja terinspirasi dari mereka, seperti Ardy dan Dimas. Saya juga terpicu untuk mengharumkan nama Kalimantan di nasional," ujar Fakhri.

Ia juga menyebut bahwa industri kopi di Kalimantan Selatan sudah maju cukup pesat. Boleh dibilang Kalimantan Selatan adalah salah satu pusat industri kopi di Kalimantan. "Saya cukup salut dengan anak-anak Kalsel, industri kopi di Banjar berkembang dengan baik," katanya.

Fakhri pun mengajak kepada para pelaku industri kopi di Banua untuk tidak takut bersaing dalam kompetisi nasional. Serta lebih banyak lagi menambah wawasan kopi di luar. Sehingga bisa membawa manfaat positif bagi perkembangan industri kopi di Kalimantan Selatan. 
"Jangan takut bersaing dan terus belajar," pesan dia.


foto: fulcaff
Fakhri memang tidak sedang mengada-ada, karena beberapa waktu lalu ia sempat mengunjungi Kalimantan Selatan, dan menjadi juri dalam Banjarbaru Brewers Championship 2019 di Kota Banjarbaru. Sehingga ia juga bertemu dan melihat langsung bagaimana industri kopi di Banua. Khususnya di Banjarmasin dan Banjarbaru.

Sesekali perbincangan dengan Fakhri juga menggunakan Bahasa Banjar. Maklum saja, sebagian besar keluarga Fakhri adalah urang Banjar. Sehingga tidak sulit baginya berbicara dengan bahasa Banjar. "Ya bisa aja pang bahasa Banjar," ucapnya berkelakar. 

Kini Fakhri sedang menggarap alat seduh baru rancangan bersama teman-temannya. Alat seduh ini sudah Hudes.id jelaskan dalam tulisan sebelumnya. Dinamai dengan nama Werkudara, dripper ini mengusung slogan: anyone can brew. (sip)

No comments

close
pop up banner