Header Ads

Tiga Mei Coffee, Wadah Seduh yang Membuat Anda Jadi Tamu VIP

EKSKLUSIVITAS dalam menyeduh kopi dan pengalaman private bagi pengunjung rupanya menjadi magnet bagi tempat seduh kopi di salah satu penjuru Kota Banjarbaru ini. Menyeduh dengan Lily drip, penyuguhan empat cangkir kaca bernuansa wine, serta kesungguhan mengekstraksi kopi menjadi aura yang sangat jarang bisa kita temukan di "kopisyop" kekinian. Itulah keseriusan yang dibawa oleh Tiga Mei Coffee, dengan konsep: slow bar coffee craft.


foto: Tiga Mei Coffee 
Aroma kopi dan udara segar dari pendingin ruangan terasa menyenangkan. Di salah satu sisi dinding berpoles hijau, tertera sebuah kalimat, "because coffee has its own sweet side". Duduk bersandar di dinding, sambil menunggu antrean untuk diseduhkan oleh sang empunya tempat dan melihat ia beratraksi dengan kettle, dripper dan jeda penuangan, seperti sebuah pertunjukan.

Di atas bar yang didesain sederhana namun elegan itu, sederet gelas keramik putih mirip gelas sake ala Jepang terkadang membuat jadi salfok. Tentu saja, di sini jangan berharap anda menemukan minuman memabukkan. Di sini hanya ada kopi dan menu kopi yang dicampur dengan buah segar. Dideklarasikan menjadi signature tempat seduh ini. Entahlah, serasa sangat private namun menarik. 

Tiga Mei Coffee hanya memiliki satu brewer sekaligus owner, yaitu Andi Rio Saputra. Ini semakin menegaskan pola solo brewer yang juga jarang ditemui di tempat lain.
"Menjadi solo brewer menyenangkan, semua diriset sendiri dan diolah sendiri, lebih leluasa mengeksplore yang ingin dibuat dan disampaikan ke tamu yang datang," ujar Rio kepada Hudes.id.


foto: Tiga Mei Coffee
Tamu yang datang akan diberikan kertas nomor antrean. Pola macam ini mengingatkan kita pada Klinik Kopi Yogyakarta, yang cenderung sangat ekslusif dalam penyeduhan kopi kepada pengunjung. "Nomor antrean sebenarnya untuk lebih membuat pekerjaan lebih ringan dan bisa melayani serta ngobrol langsung sama tamu yang datang satu per satu," tegasnya.

Ia ingin berusaha sebaik mungkin menyajikan pengalaman seduhan kopi kepada pengunjung. Bukan sekadar pengalaman meneguk kopi biasa, namun sebuah pengalaman yang mengesankan. Diakuinya, Tiga Mei Coffee mencoba membangun pengalaman menarik melalui beberapa hal yang bisa diperbincangkan. Misalnya menggunakan beberapa jenis gelas yang berbeda. Tujuannya adalah memberikan pengalaman hasil seduh yang menghasilkan aroma serta taste berbeda-beda. "Kami juga coba memperbincangkan beberapa jenis air berbeda yang kita gunakan untuk menyeduh," tutur Rio. 


foto: Tiga Mei Coffee
Sementara ini, Tiga Mei, urainya, fokus pada penyeduhan menggunakan V60, Lily drip, dan Bluebottle dripper. Sedangkan untuk beans masih terus dikulik untuk tahap penyusunan pengalaman seduh yang lebih baik. Tiga Mei Coffee sendiri berdiri Juni 2019, visinya adalah menjadi tempat berbagi informasi dan edukasi di industri kopi. 

Ia pun menceritakan sekelumit cerita merintis Tiga Mei Coffee. Dulu di awal, Rio sempat berencana membuat tangga untuk naik ke bagian atas bangunan agar bisa dijadikan space tempat duduk bagi tamu yang ingin menikmati udara luar. Namun rencana itu buyar karena ditipu oleh tukang las besi yang ia ajak bekerja sama untuk membuat tangga,  setelah membayar DP pembuatan tangga, namun berjalan dua bulan hingga tutup tangga tak kunjung dikerjakan, tukangnya kabur. "Kami mencoba bertahan dengan merubah konsep dengan menjual kopi kekinian, mengorbankan konsep awal kami yang berjualan kopi hitam dengan mengandalkan seduhan," urainya.

Konsep kopi kekinian juga tak berhasil, dengan terpaksa ia memutuskan untuk pindah tempat agar bisa kembali ke konsep awal, dengan bulat stop memperpanjang kontrak tempat, dengan risiko membongkar semua bangunan yang sudah dibangun membalikkan kondisi toko kesemula.
"Tapi, sebelum itu terjadi ada seseorang yang ingin melanjutkan toko kami dengan berjanji mengganti bangunan yang sudah kami bikin, kami merasa sangat senang, singkat cerita sewa toko kami bayar dulu, karena dia berjanji akan menyelesaikan sewa toko," tambahnya.

Andi Rio Saputra | foto: Tiga Mei Coffee
Dan kembali lagi, ternyata yang punya janji tak menepatinya begitu saja.  "Namun, mungkin Allah sudah punya rencana baik, kami coba diskusikan ulang dengan om pemliki toko, dengan berbesar hati dan kesabaran yang tinggi, kami coba melanjutkan di toko semula," papar dia.

Ada hal menarik, Tiga Mei Coffee sebenarnya didedikasikan Rio untuk sang buah hati, sebagai kado hari kelahirannya yang kelima pada Mei 2019. Nama kedai juga diambil dari tanggal dan bulan lahir sang anak. 

Di Tiga Mei dia juga bekerja sama dengan seorang teman bernama Muhammad Firzatullah, yang akrab disapa Beta. "Hanya saja dia gak bisa bantu ngebar, karena kontrak yang ga bisa double bar, dia barista di kedai kopi juga. Permodalan awal kami kerjakan berdua," ungkapnya.

Tiga Mei Coffee bisa anda singgahi di Jalan Gotong Royong 3, Kota Banjarbaru.
di pertokoan kecil, toko paling ujung samping pengisian galon. Kedepannya Rio berharap Tiga Mei Coffee bisa jadi tempat ngopi dan tempat diskusi para pelaku industri kopi di Banjarbaru pada khususnya dan buat teman-teman yang baru ingin mengenal kopi lebih dekat. "Kami sudah set Tiga Mei sebagai mini lab buat kami," ucapnya.

Tidak ada salahnya mencoba pengalaman menikmati secangkir kopi di tempat ini. Setidaknya barangkali anda akan merasakan pengalaman berbeda yang jarang ditemui saat ini, di kedai kopi kekinian. (sip)

Instagram: @tigameicoffee

No comments

close
pop up banner