Header Ads

Wawancara Eksklusif Juara IBrC 2019, Bersiap Luncurkan Dripper Werkudara

WERKUDARA, mendengar nama ini, kita akan dibawa pada kisah tokoh dalam dunia wayang. Werkudara adalah Bima, tokoh perkasa nan sakti namun ternyata juga memiliki sisi yang lembut dan kasih. Inilah yang menginspirasi Muhammad Fakhri Murad dan teman-temannya merancang alat seduh kopi yang kemudian ditasmiyahi dengan nama Werkudara. Sesuai dengan filosofi namanya, alat ini dirancang menghasilkan seduhan kopi lembut, acidity mumpuni dan paling penting: konsisten.

1st Winner Indonesia Brewers Cup Championship (IBrC 2019) yang beberapa waktu lalu berlaga dalam World Brewers Cup Championship 2019 di Boston ini dibantu oleh beberapa sahabatnya. Seperti Andi Wijaja, founder Somehow Someday Bandung yang sudah berpengalaman dalam membuat perangkat kopi. Serta Rendy Anugrah Mahesa, co-founder Coffee Smith Jakarta. Lalu ada nama Cubung dari Wisang Coffee yang turut membantu mewujudkan alat seduh Werkudara.

Muhammad Fakhri (foto: passionmedia)
Ketika berbincang dengan Hudes.id, Fakhri menguraikan, Werkudara pada dasarnya dibuat untuk membantu siapa saja yang ingin menyeduh kopi menghasilkan kopi yang konsisten dengan rasa yang clean, serta acidity menyerupai seduhan menggunakan V60.

Ide ini dipicu saat ia mengikuti World Brewers Cup Championship 2019 di Boston. Saat itu para brewer perwakilan seluruh dunia berkumpul, dan beberapa kompetitor berinovasi membawa alat seduh baru. Dengan fungsi yang menarik dan tentunya bisa diaplikasikan untuk membantu konsistensi hasil seduhan. "Misalnya saja salah satu jawara WBrC dari China menggunakan dripper Origami, dan ada juga yang berinovasi dengan alat seduhnya," kata Fakhri.

Desain awal Werkudara dripper (foto: @fakhrimurad)

Hal ini membuat Fakhri bersemangat membuat sesuatu yang bermanfaat untuk industri kopi, khususnya di Indonesia. Ide awalnya adalah membuat alat seduh dengan konsep anyone can brew. Lalu dipilihlah filter dripper bergenre flat bottom. Sepintas, ini mirip dengan style Kalita Wave. Dripper flat bottom seperti Kalita memang dirancang untuk menghasilkan seduhan yang konsisten. Namun, rasa yang cukup bold terkadang agak bermasalah bagi pecinta kopi yang suka dengan rasa "lembut" dan fruity.

"Memang cara kerjanya seperti flat bottom, kami mengejar konsistensi hasil seduhan. Namun pada bagian bawah dimodifikasi dengan lubang yang bisa diatur, bahkan dilepas sesuai keperluan penyeduh," papar lelaki yang ternyata berdarah Banjar dan berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur tersebut.
foto: aprilcoffeeroaster
Untuk desain 3D dari Werkudara, Fakhri dibantu oleh Andi Wijaja (Someday Somehow). Desain awal dibuat berbahan metal. Sepintas juga agak mirip December Dripper, namun ini jelas sangat berbeda, karena pada Werkudara, pengaturan lubang air dengan cara dipasang dan dilepas. Berbeda dengan December yang harus diputar untuk mengatur laju air. "Ini memungkinkan laju air pada dripper ini bisa diatur lebih leluasa. Sehingga meski flat bottom, namun hasil seduhan bisa menyerupai V60," tambahnya.

Fakhri menceritakan, saat memenangkan Indonesian Brewers Championship 2019 lalu, ia menggunakan dripper V60. Tentunya dengan dripper ini, perlu skill dan latihan untuk bisa menghasilkan seduhan maksimal. Oleh karena itu dengan Werkudara, Fakhri ingin membantu para home brewers maupun siapa saja yang ingin menyeduh kopi, bisa menyeduh dengan simpel dan hasil menyenangkan. "Kami ingin berkontribusi di industri kopi ini," terang lulusan S2 Universitas Indonesia itu.

Mengapa mengambil nama Werkudara? Ternyata ide ini juga salah satu diskusi dengan Cubung dari Wisang Coffee. Menurutnya ia senang dengan budaya dan kultur seni Indonesia. Salah satunya adalah wayang. Sehingga diambillah nama tokoh wayang, Werkudara (Bima) yang memiliki karakter kuat dan kokoh namun berhati lembut. Itulah yang ingin dituju alat seduh ini: konsisten, rasa yang lembut dan asam yang segar pada kopi. 

Rencananya, Werkudara akan diperkenalkan pertama kali pada Indonesia Coffee Event (ICE) di Jakarta, 12-15 Februari 2020. Werkudara akan coba ditampilkan pada Indonesia Brewers Cup Championship 2020 ICE. "Rencananya sih seperti itu, nanti di IBrC 2020, Werkudara akan ditampilkan," bebernya.

Untuk sementara waktu, Werkudara belum dikomersilkan. Fakhri dan teman-teman rupanya ingin mencari solusi, bagaimana harga Werkudara sebagai alat seduh asli Indonesia bisa terjangkau. Jika menggunakan bahan metal seperti desain awal, tentu biayanya tidak sedikit untuk produksi masal. Sehingga perlu dicari bahan yang bisa menghasilkan seduhan ciamik, tapi bukan berbahan metal.  

Fakhri yang sempat menjadi juri dalam event Banjarbaru Brewers Championship 2019 (Kalimantan Selatan) ini berharap, Werkudara bisa menjadi solusi bagi para penyeduh kopi. Kita tunggu saja, apakah nantinya Werkudara akan menjadi alat seduh favorit baru di dunia? Semoga. (sip)

No comments

close
pop up banner