Header Ads

Menengok Data Konsumsi dan Kebun Kopi di Indonesia

PRODUKSI kopi Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor Kopi alam Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di Eropa. Pada tahun 2018, lima besar negara pengimpor Kopi alam Indonesia adalah Amerika, Malaysia, Japan, Mesir, dan Italia. 

foto: perfectdailygrind

Volume ekspor ke Amerika Serikat mencapai 52,10 ribu ton atau 18,61 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 254,213 juta. Peringkat kedua adalah Malaysia, dengan volume ekspor sebesar 38,80 ribu ton atau 13,86 persen dari total volume kopi Indonesia dengan nilai US$ 70,897 juta. 

Peringkat ketiga adalah Japan, dengan volume ekspor sebesar 30,37 ribu ton atau 10,85 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 84,357 juta. Peringkat keempat adalah Egypt dengan volume ekspor 29,31 ribu ton atau sekitar 10,47 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 56,953 juta. Peringkat kelima adalah Italy dengan volume ekspor 27,93 ribu ton atau 9,98 persen dari total volume ekspor Kopi alam dengan nilai US$ 54,049 juta.

Sebagai informasi, mengutip databoks.katadata, Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Data International Coffee Organization (ICO) mencatat konsumsi kopi Indonesia periode 2016/2017 mencapai 4,6 juta kemasan 60 kg/lb (60 kg) berada di urutan ke-6 negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia di bawah Rusia. Sementara konsumsi kopi terbesar di dunia adalah negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa dengan konsumsi lebih dari 42,6 juta lb (60 kg).

Luasan Perkebunan

Perkebunan kopi di Indonesia menurut pengusahaannya dibedakan menjadi Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR). Perkebunan Besar terdiri dari Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Pada tahun 2016 lahan PBN kopi Indonesia tercatat seluas 22,366 ribu hektar dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan menjadi 23,634 ribu hektar atau naik sebesar 5,67 persen. Sementara pada tahun 2018 turun sebesar 15,70 persen dari tahun 2017 menjadi 19,923 ribu hektar. 

Sedangkan lahan PBS kopi Indonesia pada tahun 2016 tercatat seluas 24,39 ribu hektar dan pada tahun 2017 menurun sebesar 4,94 persen menjadi 23,186 ribu hektar. Penurunan berlanjut hingga tahun 2018 yakni terjadi penurunan sebesar 4,05 persen menjadi 22,247 ribu hektar. Data PR kopi di Indonesia merupakan data yang diperoleh dari Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian. 

Data tahun 2018 merupakan data sementara. Pada tahun 2016 luas yang diusahakan oleh PR seluas 1,199 juta hektar, kemudian turun sekitar 0,58 persen pada tahun 2017 menjadi seluas 1,192 juta hektar. Pada tahun 2018 luas lahan PR kopi meningkat menjadi 1,194 juta hektar.

Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR) kopi tersebar di provinsi di Indonesia, kecuali wilayah Provinsi DKI Jakarta. Apabila dilihat menurut provinsi, Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan areal kopi yang terluas di Indonesia yaitu 250,91 ribu hektar pada tahun 2018 atau 20,30 % dari total luas areal kopi di Indonesia. 

Sama halnya dengan luas areal kopi, perkembangan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2016 sampai dengan 2018 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2016 produksi kopi sebesar 31,87 ribu ton menurun menjadi 30,29 ribu ton pada tahun 2017 atau terjadi penurunan sebesar 4,95 persen. Tahun 2018 produksi kopi turun menjadi 28,14 ribu ton atau turun sebesar 7,1 persen .

Apabila dilihat menurut provinsi, produksi kopi yang dihasilkan oleh PB terbesar pada tahun 2018 berasal dari Provinsi Jawa Timur dengan produksi sebesar 28,87 ribu ton atau 3,53 persen dari total produksi Indonesia. 

Untuk Perkebunan Rakyat (PR), produksi dari tahun 2016 sampai 2018 cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Produksi pada tahun 2016 sekitar 632,00 ribu ton, pada tahun 2017 menjadi 685,80 ribu ton atau meningkat 8,51 persen.

 Pada tahun 2018 mencapai 685,79 ribu ton atau turun 0,002 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Dilihat menurut provinsi, produksi PR pada tahun 2018 terbanyak berasal dari provinsi Sumatera Selatan yang mencapai 184,17 ribu ton atau sekitar 25,80 persen dari total produksi nasional.  

Sumber data:

1. Badan Pusat Statistik Indonesia

2. Katadata

No comments

close
pop up banner