Header Ads

Robusta Dusun Oi Bura Tambora, Robusta Fruity "Calon" Primadona

KESAN sitrus cukup terasa dalam seduhan kopi robusta yang istimewa ini. Cukup unik, karena rata-rata kopi robusta--meskipun dengan gelar fine robusta--kebanyakan hanya dominan pada rasa manis dan sedikit hint lime. Robusta Oi Bura dari Tambora, Nusa Tenggara Barat ini agaknya bisa jadi primadona baru, karena rasa fruity-nya yang lumayan kentara.

HUDES, Majalah Kopi Independen

-------------------------------------------

Pak Komang, sang petani kopi di Tambora beberapa waktu lalu mengirim foto lewat Whatsapp. Dari foto itu terlihat bagaimana Pak Komang memperlakukan biji kopi yang telah dipanennya. Rapi dan sangat bersih, dijemur di dome-dome yang didesain khusus. Rupanya ia sudah sangat lihai dalam memproses kopi pasca panen. Baik secara natural maupun full wash dan semi wash.

Kebun kopi di sana juga boleh dibilang sudah organik. Barangkali inilah yang membuat rasa kopi robusta dari Oi Bura bisa se-fruity itu. Proses yang bagus dan benar, tentu akan mempengaruhi rasa kopi.

Sebelumnya, penulis sempat mendapatkan green beans robusta Oi Bura Tambora. Kemudian mencoba ngeroasting  sendiri dengan alat sederhana. Hasilnya, cukup mengejutkan. Saat diroasting light, rasa yang muncul sudah fruity, ketika diroasting ke level medium, rasa fruity malah jelas terasa.

Mengutip dari tagar.id, kopi tambora menyimpan sejarah panjang. Berawal dari sebuah perkebunan kopi di lereng Gunung Tambora 200 tahun silam. 

Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, di antara Kabupaten Dompu mencakup lereng bagian barat dan selatan, dan Kabupaten Bima mencakup lereng bagian timur dan utara. 

Menurut cacatan sejarah Bo Sangajai Kai, perkebunan kopi Tambora sudah ada sebelum Gunung Tambora meletus. ni terbukti dari catatan berisi perjanjian damai dan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di lereng Gunung Tambora dan Belanda yang dilakukan di Makassar 17 April 1701.

Fakta itu didukung penemuan tim peneliti Arkeologi, Denpasar Bali yang menemukan biji kopi yang terkubur awan panas di kawasan yang diperkirakan pernah menjadi lokasi Kerajaan Tambora.

Pada 1930 seorang pengusaha berasal dari Swedia, Gosta Bjorklund membuka perkebunan kopi seluas 56.000 hektare di lereng Barat dan Utara Gunung Tambora. Pada masa itulah, kopi Tambora mulai terkenal hingga mancanegara.

Perkebunan peninggalan kolonial Belanda ini merupakan salah satu dari tiga kawasan sentral produksi kopi yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yakni kopi Rinjani varietas Arabika di Sembalun yang berada di lembah pegunungan Rinjani. 

foto: insanwisata

No comments

close
pop up banner