Header Ads

Sedikit Menguraikan Apa yang Belum Diketahui dari Kopi Liberika

MANIS, fruity dan ringan. Begitulah kami menggambarkan bagaimana flavour dari kopi dengan spesies Liberika. Berdasarkan penelitian, ternyata kopi dengan nama ilmiah Coffea liberica var. liberica memiliki tingkat kemanisan 20 kali lebih banyak dari pada Arabika.

HUDES

------------------------

DR Steffen Schwarz dari Jerman, di awal 2021 melakukan interview dengan The Coffee Chronicle. Dalam interview itu, DR Steffen yang juga pernah menjuarai kompetisi roasting Liberika di Sarawak, Malaysia itu menjelaskan, bahwa Liberika sangat di luar dugaan. Cita rasa manis, stone fruity sangat terasa. Ini bisa ditemui pada kopi Liberika yang diproses dengan baik, terutama pada level sangrai di bawah dark roast.

20 Kali Lebih Manis dari Arabika

Selain itu, masih menurut DR Steffen Schwarz, rasa manis yang ada pada Liberika 20 kali lebih tinggi dari Arabika. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kandungan Trigonellin pada Liberika yang lebih banyak ketimbang Arabika. Namun kami belum menemukan secara detil, acuan apa yang dipakai dalam klaim ini.

Beberapa waktu lalu, kami sempat mendapatkan cherry merah Liberika dari daerah Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Kopi tersebut kami proses sendiri secara mandiri dengan proses natural, setelah menjalani masa resting untuk menurunkan kadar air, green beans kami roasting. Setelah diuji pencicipan rasa (cupping), hasilnya mengejutkan, sweetness dan rasa fruity sangat dominan dengan hazzelnut yang lembut. Meski dari segi aroma, masih kalah kuat jika dibandingkan dengan Arabika.

Hal ini terjawab dengan penjelasan dari DR Steffen Schwarz. Mengapa kopi Liberika terasa manis dan ringan, serta begitu fruity. Hal ini disebabkan oleh tingkat sweetness dalam Liberika berkali lipat lebih tinggi dari Arabika. Kuncinya ada pada proses pasca panen dan roasting yang baik. 

Ia menyebutkan bahwa binatang luwak cenderung akan memilih biji kopi yang manis dan terbaik untuk dikonsumsi. Kebanyakan luwak akan memilih kopi Liberika karena memiliki tingkat manis yang tinggi, khususnya di Malaysia. 

Kandungan Kafein Lebih Rendah

Berdasarkan data dari Balittri Litbang Kementerian Pertanian, kopi Liberika mempunyai kandungan kafein yang rendah sekitar 0,7-1,2 %, sedangkan Robusta dan Arabika masing-masing 1,8-4,0 dan 0,9-1,4% (tabel 1). Bentuk biji kopi Liberika lebih lonjong dan agak lancip.

Jenis kopi

Kandungan Kafein (%)

Robusta

Arabika

Liberika

1,8 - 4,0

0,9 – 1,4

0,7 – 1,2


Berdaun Lebar, Tak Seperti Arabika dan Robusta

Jika kita perhatikan secara fisik, daun dari kopi Liberika memiliki daun yang lebar dan besar. Tidak seperti Arabika dan Robusta yang cenderung lebih kecil dan berkelok-kelok, daun kopi Liberika sepintas mirip dengan daung ketapang. Selain itu pohon kopi Liberika bisa tumbuh hingga delapan meter. Jika tidak dipangkas dan dirawat teratur, akan sulit bagi petani untuk memanen cherry merah kopi Liberika.

foto: mediatani
Selain itu, perbedaan cukup jelaspada ukuran buah kopi yang cukup lebih besar ketimbang Arabika dan Robusta. Namun meski berbuah besar, biji kopinya tidak lebih besar dari Arabika dan Robusta. 

Kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea liberica var. Liberica, dari beberapa literatur disebutkan berasal dari Liberia, meski juga tumbuh secara liar di daerah Afrika lainnya. Kopi Liberika menjadi terkenal pasca dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada abad ke-19.

Mengutip data dari Jurnal Bumi, varietas Kopi Liberika tidak banyak, yang populer diantaranya Ardoniana dan Duvrei. Pada tahun 2014, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslit Koka) melepas spesies kopi liberika dengan nama varietas “Libtukom” kependekan dari Liberika Tunggal Komposit. Libtukom merupakan varietas liberika pertama yang dianjurkan di Indonesia.

Taksonomi Kopi Liberika

Taksonomi dari tanaman kopi liberika adalah sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Tracheophyta

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Magnoliopsida

Ordo                : Rubiales

Famili              : Rubiaceae

Genus              : Coffea

Spesies            : Coffea liberica W. Bull ex Hiern

Varietas           : Coffea liberica var. Liberica

(data putratani.com)

Penyusutan Bobot 

Kelemahan dari Liberika adalah bobot kering buah ternyata hanya 10 persen jika dibandingkan dengan bobot basahnya. Penyusutan ini terjadi saat panen hingga biji kopi siap diroasting. Selain itu, penyusutan setelah diroasting juga cukup lumayan. Hal ini menjadikan biaya panen dan harganya jadi kurang bersaing, sehingga ada keengganan membudidayakan Liberika dengan alasan ini.

Dengan harga green beans yang tidak jauh lebih mahal dari Arabika, memproses Liberika jadi kurang sepadan dengan hasilnya. 

Namun kabar positifnya, jika Liberika dikelola dengan baik, dengan standar kopi specialty, harga jual kopi gabahnya bisa naik. Apalagi peminat kopi luar negeri juga mulai melirik Liberika karena keunikan rasanya.

Tahan Tumbuh di Dataran Rendah

Kopi Liberika tidak memiliki syarat ketinggian tertentu untuk tumbuh. Liberika bahkan bisa tumbuh di daerah gambut sekalipun, karena kemampuannya beradaptasi. Hal inilah kenapa Liberika bisa kita temukan di daerah Kalimantan yang ketingian tanahnya tidak seperti di daerah Jawa. 

Liberika sampai saat ini masih banyak dikembangkan di daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Untuk Liberika Kalimantan Selatan misalnya, ada di daerah Kabupaten Tanah Laut. Kopi Liberika Tanah Laut pernah dibawa pada Festival Kopi di Finlandia dan dilakukan uji cupping. Saat cupping, kopi Liberika dari Tanah Laut, Kalsel mendapat skor lebih dari 80. 

Sering Disebut Kopi Nangka

Sekilas memang ada aroma nangka pada kopi ini saat diseduh. Namun pada sebagian orang, pada Liberika yang diproses dan diroasting dengan baik, Liberika bahkan bisa bercitarasa asam mangga manis. Kopi Liberika saat ini banyak dibudidayakan di Malaysia. Selain itu Liberika juga disebut-sebut bisa lebih dikembangkan lagi dengan proses pascapanen yang baik. 

No comments

close
pop up banner