Header Ads

Mengunjungi Weber EG1 dan Modbar Espresso di Meja Seduh Office Coffee Roastery

TEDUH dan hijau. Sekitar pukul sebelas siang, hari masih terasa teduh, maklum saja cuaca memang lagi senang-senangnya hujan. Tak ada papan nama mencolok dari depan pagar. Di dalam ada halaman luas dipenuhi rumput yang tertata. Masuk ke dalam sedikit tampaklah bangunan beton berpoles cat putih dan aksen kayu. Di tempat ini para barista dan juru masak yang terbilang masih muda-muda terlihat cekatan.

---------------------------------------

HUDES | 1st Majalah Kopi Seduh Manual Indonesia.

---------------------------------------

Dari balik kaca bening daun pintu luar kita bisa sekilas melihat meja seduh milik Office Coffee Roastery yang berada di Jalan Karang Rejo, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini. "Silakan masuk," sapa perempuan berjilbab lengkap dengan apron kulit berwarna gelap dengan ramah, mengarahkan kami ke meja mungil yang tampaknya adalah meja kasir sekaligus titik memesan kopi dan makanan.

MEJA SEDUH - Di sini kita bisa berinteraksi dengan penyeduh.

Di sisi lain beberapa tamu datang bersama rekan, bahkan ada pula yang sambil membawa anak bayi yang imut. 

Di sini poin yang sangat membantu, kita tidak dibiarkan kebingungan memilih menu kopi, dan minuman lain atau makanan, dia dengan ramah menjelaskan makanan yang direkomendasikan, minuman yang tersedia, sambil membantu membolak balik halaman buku menu. Seolah kita bukan tamu baru lagi di tempat ini.  

BROMPTON - Sepeda lipat.

Di sudut lain --masih di dalam-- agak ke samping dari pintu utama, terparkir sepeda lipat Brompton. Mungkin sepeda "sultan" itu adalah milik owner tempat ini. 

Bertemu dengan Grinder Weber EG-1 USA

Kami memilih kopi seduh manual dari Kenya, yang punya notes blackcurrent serta makanan berat untuk sekalian makan siang. Setelah memesan minuman dan makanan, dan duduk dengan nyaman, pandangan tertuju pada mesin giling kopi/grinder dengan bentuk futuristik. Tidak berapa lama, perempuan berjilbab yang tadinya berada di kasir berubah posisi menjadi penyeduh. Flow kerjanya sangat efektif dan cepat. Karena di waktu yang sama, crew yang lain akan melakukan hal lain sesuai alurnya.

"Grinder ini sepertinya baru ada di sini ya,"

"Oh iya kak, grinder Weber EG-1 ini baru ada dua di Indonesia, satu di Jakarta dan satunya lagi di sini," katanya sambil menyiapkan kertas saring dan dripper di meja seduh panjang, Kamis (4/2/2021).

Grinder EG-1 Weber Workshop’s 80mm flat burr pernah kami baca pada tulisan pak Toni Wahid di tahun 2017 lalu dalam blog kopi legendaris: cikopi.com. (Kalau pak Toni membaca tulisan ini, terima kasih pak Toni sudah menginspirasi untuk memproduksi tulisan-tulisan mengenai kopi).

WEBER - Grinder EG-1 

Ternyata kali ini bukan hanya sekedar membaca namun melihat langsung dan merasakan seduhan dari kopi yang digiling dengan mesin buatan Amerika ini. Grinder Weber EG-1 saat ini dibandrol dengan harga US$3.495,00. 

Ini setara dengan Rp49.169.058 dengan kurs rupiah Rp14.068,40 per satu dollar Amerika. Jika ditambah dengan biaya ekspedisi, barangkali bisa tembus Rp50 juta. Sebuah harga yang perlu ditebus jika ingin memboyong mesin giling dengan sistem flat burr berdimater 80 dengan material Titanium Carbo Nitride (TiCN).

Dalam tulisan ini tidak akan menjelaskan panjang lebar review dan spesifikasi grinder limapuluh juta rupiah ini, karena sudah dengan terang benderang dijelaskan pada tulisan pak Toni Wahid sebelumnya. 

Selain grinder dari Weber, di meja yang sama juga ada Modbar Espresso & Steam Systems, mesin espresso ini kabarnya merupakan produk kerja sama antara Modbar dan La Marzocco. Soal harga jangan ditanya lah, di atas Rp150 juta.

Mencicip Hasil Gilingan Weber EG-1

Setelah kami amati, hasil gilingan dari EG-1 memang benar-benar konsisten, namun bagaimana pengaruhnya dengan hasil seduhan? Secara teori jelas akan ada pengaruhnya, namun kembali lagi ini perlu divalidasi secara objektif. Saat itu kami hanya ingin mencicip seduhan kopi yang digiling dengan alat ini dan jujur saja kami juga bukan ahli di bidang mencecap rasa kopi, hanya sekadarnya saja. Sesuai kemampuan sensory lidah.

SEDUH MANUAL - Kopi Kenya Blackcurrant.

Yang jelas, kopi yang dipesan adalah kopi dari Afrika, yaitu dari Kenya. Aromanya sangat manis dan floral, khas kopi-kopi dari Afrika. Pertama diseruput, rasa yang dominan adalah manis yang jelas terasa, hint dark chocolate dan buah berry pada aftertastenya. Selain itu bodynya ringan namun cukup kompleks. Sungguh nikmat.

Apakah ini salah satu efek dari hasil gilingan menggunakan Weber EG-1? Mungkin saja. Lagi pula ini bukan lomba mencecap kopi atau jurnal penelitan alat giling. He-he-he. Mungkin yang jelas, kopinya memang enak, karena setau kami kopi Kenya AA sudah tidak diragukan lagi, dan Office Coffee punya standar ketat soal bahan baku green beans dan pola sangrai.

Hal lain yang menyenangkan di tempat ini adalah, kita bisa sekalian membawa pulang buah tangan berupa roasted beans, kertas saring dengan merek No Brand, merchandise dan cookies yang tertata rapi pada rak-rak kayu. Suasana rak seperti ini sebenarnya juga bisa kita temui di Office Coffe Banjarmasin dan Thousand Feet Coffee yang masih berada dalam satu manajemen.

Geliat Industri Kopi di Kalsel Berkembang Pesat

Sebelumnya kami pernah menulis sebuah kedai kopi manual di bilangan Banjarmasin Utara, yaitu Manualist. Kedai kopi seduh manual ini juga punya alat-alat kopi "ala Sultan". Sekarang di Banjarbaru juga muncul kedai kopi dengan alat-alat yang tidak main-main.

Apakah ini indikator berkembangnya industri kopi di Kalsel? Secara garis besar, kita tidak juga kemudian bisa menjadikan hal ini sebagai indikator. Karena perkembangan industri kopi di suatu daerah dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari hulu hingga ke hilir. Mata rantai ini harus berjalan dengan baik agar bisa mengatakan industri kopi berkembang atau tidak,

Namun kita tetap patut mengapresiasi keseriuasan dari pelaku industri kopi di daerah ini. Boleh dibilang, saat ini  Kalsel menjadi provinsi dengan kecepatan tren kedai kopi tercepat di Kalimantan. Hal ini juga dipengaruhi oleh usaha para pelaku industri kopi di Banua menghadirkan keseriusan pada kualitas dan equipment yang digunakan. Ada pesan yang seolah ingin disampaikan, bahwa pelaku industri kopi di Kalsel tidak main-main soal urusan kopi.



No comments

close
pop up banner