Header Ads

The Crucial Role of Bourbon and Typica Varieties

Varietas Bourbon dan Typica mempunyai peranan penting bagi perkembangan kopi arabika secara budaya dan genetik di dunia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa biji kopi dengan varietas ini dibawa dari hutan di Ethiopia Barat Daya ke Yaman, di mana ia dibudidayakan. Tes genetik terbaru telah mengkonfirmasi bahwa Bourbon dan Typica adalah benih utama yang dibawa dari Etiopia ke Yaman. Dari Yaman, keturunan Bourbon dan Typica menyebar ke seluruh dunia, membentuk basis budidaya kopi arabika modern.

Garis Keturunan Typica

Pada akhir 1600-an, bibit kopi sudah menyebar ke luar dari Yaman dan tumbuh di India. Bibit tersebut kemudian berkembang menjadi perkebunan kopi di wilayah Mysore yang pada saat itu dikenal dengan nama Malabar. Hasil genetic fingerprinting baru-baru ini menunjukkan bahwa varietas Typica dan Bourbon dimasukkan dalam varietas yang menyebar dalam fase ini dari Yaman ke India. 

Typica kemungkinan besar terpisah dari Bourbon ketika Belanda mengirim benih pada tahun 1696 dan 1699 dari pantai Malabar di India ke Batavia, yang sekarang disebut Jakarta, ibu kota Indonesia, yang terletak di pulau Jawa yang padat penduduk. 

foto: Flight Coffee Co.
Belanda pernah mencoba untuk memasukkan benih dari Yaman langsung ke Batavia pada tahun 1690, namun tanaman yang dihasilkan tidak bisa berkembang pada tahun 1699 setelah gempa bumi. Dengan kata lain, isolasi cabang Typica dan pergerakan selanjutnya di seluruh dunia kemungkinan besar bermula ketika benih datang ke Indonesia dari India, bukan langsung dari Yaman seperti yang sering diceritakan.

Dari kelompok Typica yang diperkenalkan di Indonesia ini, satu tanaman kopi dibawa pada tahun 1706 dari Jawa ke Amsterdam dan dikarantina di kebun raya. Tumbuhan tunggal ini memunculkan varietas Typica (hanya satu varietas di antara banyak dalam kelompok genetik Typica) yang menyebar ke Amerika selama abad ke-18. 

Pada 1714, setelah perjanjian damai Utrecht antara Belanda dan Prancis ditandatangani, Wali Kota Amsterdam menawarkan tanaman kopi kepada Raja Louis XIV; itu ditanam di rumah kaca Jardin des Plantes dan dengan cepat menghasilkan benih (Chevalier dan Dagron, 1928).

Dari Belanda, tanaman dikirim pada tahun 1719 melalui jalur perdagangan kolonial ke Suriname dan kemudian ke Cayenne (Guyana Prancis) pada tahun 1722, dan dari sana ke bagian utara Brasil pada tahun 1727. Lalu mencapai Brasil Selatan antara tahun 1760 dan 1770.

Dari Paris, tanaman dikirim ke Martinik di Hindia Barat pada 1723. Inggris memperkenalkan varietas Typica dari Martinik ke Jamaika pada 1730. Mencapai Santo Domingo pada 1735. Dari Santo Domingo, benih dikirim ke Kuba pada 1748. Kemudian , Kosta Rika (1779) dan El Salvador (1840) menerima benih dari Kuba.

Dari Brasil, varietas Typica pindah ke Peru dan Paraguay. Pada akhir abad kedelapan belas, penanaman menyebar ke Karibia (Kuba, Puerto Rico, Santo Domingo), Meksiko dan Kolombia, dan dari sana ke seluruh Amerika Tengah (ditanam di El Salvador pada awal 1740). Hingga 1940-an, mayoritas perkebunan kopi di Amerika Tengah ditanami Typica. Karena varietas ini berproduksi rendah dan sangat rentan terhadap penyakit utama kopi, secara bertahap telah diganti di sebagian besar Amerika dengan varietas Bourbon, tetapi masih banyak ditanam di Peru, Republik Dominika, dan Jamaika.

Silsilah Bourbon

Catatan menunjukkan bahwa Prancis mencoba memperkenalkan kopi ini dari Yaman ke Pulau Bourbon (sekarang La Réunion) tiga kali, pada tahun 1708, 1715 dan 1718; studi genetik terbaru telah mengkonfirmasi hal ini. Hanya sebagian kecil tanaman dari introduksi kedua dan beberapa dari introduksi ketiga yang berhasil. Hingga pertengahan abad ke-19, kopi Bourbon tidak meninggalkan pulau itu.

Image: World Coffee Research.
Misionaris Prancis memainkan peran utama dalam penyebaran Bourbon di Afrika. Pada tahun 1841, misi pertama didirikan di La Reunion. Dari sana, sebuah misi didirikan di Zanzibar pada tahun 1859. Dari Zanzibar, satu misi didirikan pada tahun 1862 di Bagamoyo (pesisir Tanzania, disebut Tanganyika pada saat itu), misi lainnya di St. Augustine (Kikuyu, Kenya), dan satu lagi pada tahun 1893 di Bura (Perbukitan Taita, Kenya). Dalam setiap misi ditanam bibit kopi yang berasal dari La Réunion.

Bibit St. Augustine digunakan untuk menanam di dataran tinggi Kenya, sedangkan bibit Bagamoyo digunakan untuk membangun beberapa perkebunan di wilayah Kilimanjaro di sisi Tanzania. Segera setelah tahun 1930, sebuah stasiun penelitian Tanzania di Lyamungo dekat Moshi memulai program pemuliaan kopi resmi berdasarkan “seleksi massal” pohon induk yang ditemukan di perkebunan tetangga yang ditanam dengan benih Bagamoyo. (Seleksi massal disebut juga massal seleksi artinya sekelompok individu diseleksi berdasarkan performanya yang unggul, benih dari tanaman ini digelorakan untuk membentuk generasi baru, kemudian diulang proses). Stasiun penelitian ini adalah nenek moyang stasiun penelitian utama Institut Penelitian Kopi Tanzania (TaCRI) saat ini.

Bibit dari Bura dibawa ke Misi Prancis lainnya di Saint Austin (dekat Nairobi) pada tahun 1899, dan dari sana benih dibagikan kepada para pemukim yang ingin menanam kopi. Perkenalan ini adalah asal mula dari apa yang kemudian dikenal sebagai kopi "Misi Prancis".

Fingerprint DNA baru-baru ini menunjukkan bahwa varietas India tua yang dikenal sebagai Coorg dan Kent terkait dengan varietas keturunan Bourbon. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 1670, benih pertama yang dikirim dari Yaman ke India oleh Baba Budan kemungkinan besar termasuk kelompok Bourbon dan Typica (lihat juga Typica di bawah). Ini mungkin berarti cabang Typica terpisah dari Bourbon ketika Belanda membawa benih pada 1696 dan 1699 dari India (bukan dari Yaman, seperti yang sering diceritakan).

Bourbon pertama kali diperkenalkan ke Amerika pada tahun 1860 ke Brasil selatan, dekat Campinas. Dari sana, menyebar ke utara ke Amerika Tengah. 


REFERENSI

1. World Coffee Research.



No comments

close
pop up banner