Header Ads

Isal Masih, Pendekar Kopi 4.0 dan Pandangannya Mengenai Kopi Indonesia

Nyeduh kopi, lalu ngulik sampai TDS, PH air dan Yield dihitung, flow rate dan kandungan mineral air dimodifikasi, dan hal detil lainnya, itu adalah hal sehari-hari yang dilakukan Isal Masih. Ia juga aktif memberi edukasi dan berbagi hasil "ngulik" seduhannya lewat akun Instagram @isalmasih

Sebuah "kerumitan" yang enggak semua penyeduh kopi mau melakukannya. Itulah Isal, enggak Isal Masih namanya kalau enggak ngulik seduhan kopinya. Lelaki dari Jawa Barat yang sering dijuluki Pendekar Kopi 4.0 ini tidak serumit cara nguliknya kalau kita berbincang dengan dia, santai dan asik. Mari ikuti wawancara Hudes bersama Isal.


H U D E S | Specialty reading for manual coffee brewers


HUDES: Halo Isal (nama sebenarnya masih dirahasiakan, konon dia temennya John Wick), gimana nih ceritanya sampai bisa serius banget nyeduh kopi dan jadi bagian perkembangan industri kopi Indonesia hari ini?

foto: dok. Instagram @redtigerstudio

ISAL:  Awalnya, dulu karena sadar gak akan lulus kuliah, merasa harus punya keahlian lain. Kejeblos lah karena forum Kaskus SCAK (Specialty Coffee Association of Kaskus) dan sekarang jadi kayak begini wkwkwk.

HUDES: Isal kan dikenal banget nih sebagai pendekar kopi, apalagi sering banget bantu teman-teman brewers memahami esensi dasar dalam seduh kopi lewat media sosial. Sebenarnya menurut Isal, definisi pendekar di perkopian itu apa ya?

ISAL: Kalo pendekar the origin-nya, orang mau adu mekanik lah di bar.  Ya karena awalnya niat adu mekanik kalau jadi negatif ya biarin aja enggak papa. Tapi ya temen temen kopi juga tau lah pendekar pendekar ini juga ada yang udah jadi baik (he-he-he)

HUDES: Pengalaman seduh udah jangan ditanya, nah gimana nih menurut Isal, potensi kopi-kopi kita di Indonesia sejauh ini?

ISAL: Potensi sebenernya jawabnya bingung, karena rasa-rasanya kita (pelaku industri kopi Indonesia) bingung mau ambil posisi seperti apa. Maksudnya misal mau pilih kayak Brazil, lebih banyak akomodir komersil, tapi kontur tanam kita repot gak se-landsi Brazil (masih banyak kasus lain soal efisensi dan produktivitas). Nah mau ambil kaya Panama, Gesha geshaan susah juga varietas kita. Produksi kopi kita kayaknya bukan ngejar kualitas tapi kuantitas, ketambah faktor iklim jadi kalau acu sih sepertinya ngajak mikir bareng dan duduk bareng. Kita mau jadi negara produsen yang kayak apa, biar langkah selanjutnya lebih jelas.

HUDES: Misalnya nih, kalau nanti kopi Indonesia jadi rujukan beans utama buat kompetisi internasional, apakah ini otomatis akan ngaruh juga ke kultur kopi masyarakat awam kita?

ISAL: Hmm... Indonesia tu menarik, mungkin salah satu yang skena kopi kopinya cepet berkembang dengan atau tanpa kopi kita dipakai kompetisi internasional, kalo misal iya di pake ya gak akan ragu juga sama warga kopi Indonesia. Sedikit bukti, kita juara di dua cabang (world barista dan world roasting championship) itu udah buktiin banyak hal bahwa kita belajar dan berkembang cepat.

HUDES: Nah kalau tentang infused coffee gimana pendapat Isal? Setuju enggak?
 
ISAL: Mesti setuju bahwa selama fit to market ya udah lah terima dulu aja, karena PR kita di segi mekarin peminum pun masih ada. Jadi jangan dulu ditambah tugasnya wkwkwk. Karena orang juga bosen kok minum kopi gituan, posisikan jadi pancingan aja dulu. Kan gak semahal El Paraiso itu kopi infus lokal.

HUDES: Baik, hmmm, mengapa Isal kok semangat banget dan bisa konsisten ngasih edukasi dan kulikannya di media sosial?

ISAL: Ini bentuk komitmen aja sama apa yang sedang digeluti. Harapannya biar orang bilang, "alah gitu doang mah bisa, gampang" biar bisa dijawab, "iya emang gampang ayok atuh banyakin ngopinya."
HUDES: Tahun depan (2025) insya Allah Indonesia bakal jadi tuan rumah World Coffee Event, tepatnya direncanakan di Jakarta? Apa ini bakal berdampak baik buat perkembangan kopi di Indonesia?

ISAL: Hmmm tanpa WCE pun sebenernya harapannya cuma satu sih, yang ngopi makin banyak lagi dan lagi dan lagi, biar gelut di kopa-kopian tu emang bener bisa dibuat menggantungkan hidup.

HUDES: Asik. . . Untuk para brewers di Indonesia, apa nih wejangan dari seorang Isal he-he-he.

ISAL: Belajar yang banyak ... karena cuma pengetahuan (selain koneksi) yang bisa nganterin kita makin deket sama impian yang kita punya. Karena pengetahuan adalah kekuatan dan senjata hahahaha.




No comments

close
pop up banner