Header Ads

Pencetus Tren Kopi Magic di Indonesia dan Kisahnya Mengantar Koran Jam Dua Dinihari

Menu kopi magic menjadi tren baru di perkopian Indonesia belakangan ini. Menu magic seolah menjadi "buruan" para penikmat kopi jika bertandang ke toko kopi langganan mereka. Gelombang Magic coffee (Indonesian magic coffee wave) ini rupanya turut dipicu oleh konten-konten dari Farchan Noor Rachman yang populer di Instagram dengan nama @efenerr. Mari ikuti perbincangan Hudes dengan Bapak Magic Indonesia ini.


H U D E S | Specialty reading for manual coffee brewers 


Kesehariannya sebagai abdi negara tentu saja menuntut fokus dan konsentrasi. Kopi menjadi pilihan sebagai booster. Menyeruput kopi di toko kopi dan bercengkrama dengan kucing-kucing kesayangannya usai lelah bekerja adalah hal yang menyenangkan untuk Farchan.

Bermula dari rutin membuat konten mengenai kopi magic, ia sebenarnya tidak menyangka preferensi selera pribadinya bisa berpengaruh luas terhadap tren menu kopi di Indonesia. Menu kopi magic sendiri sudah lama ada, dan berasal dari Melbourne, Australia. 

Farchan Noor Rachman | foto: dok.instagram @officialdonat_bahagia

Magic adalah minuman kopi yang mirip dengan cappuccino, terbuat dari campuran kopi dan susu. Yang membedakannya adalah perbandingan antara kopi dan susu. Magic terdiri dari dua ristretto shots.

"Enggak menyangka kalau preferensi pribadi saya mengenai magic ini bisa berpengaruh luas seperti ini. Semakin banyak penikmat kopi mengenal berbagai macam menu kopi, menurut saya semakin bagus karena lebih variatif," ujarnya kepada Hudes.

Bagaimana ceritanya hingga bisa suka dengan kopi magic? Farchan yang berasal dari Magelang ini menceritakan kalau dirinya sempat menetap di Australia. "Kota Melbourne disebut-sebut juga sebagai ibukota kopi Australia dan di sana saya berkenalan dengan menu magic," tuturnya.

Di Australia, kenang Farchan, tidak bisa dibilang mudah. Ia bahkan harus bekerja sebagai pengantar koran dan mulai bekerja sejak pukul dua dini hari. Ya, di jam-jam orang-orang sedang terlelap tidur, ia harus bangun dan bekerja.

Kerja sebagai pengantar koran | foto: dok. @efenerr

"Sekitar jam lima sampai jam enam pagi dengan kondisi sedang ngantuk-ngantuknya, saya perlu booster kafein. Di jam itu di Melbourne sudah ada toko kopi yang buka dan dari sanalah saya mulai mengenal magic, racikan kopi khas Melbourne," kata PNS Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ini.

Menurutnya, secara pribadi ia lebih suka magic coffee yang balance dan klasik. Mungkin ini tidak ditemukan di single origin coffee beans. Tapi bisa ditemukan di biji kopi yang sudah diblend . "Saya biasanya mencari magic dengan citarasa fruity tapi ada nutty-nya juga. Dengan body yang bold dan after taste yang panjang, ini menjadi selera personal saya," ujarnya.

Di tengah tren magic coffee, ia menegaskan tidak pernah merasa coffee shop yang tidak ada menu magic itu kurang oke. Karena memang setiap toko kopi punya house of rules-nya sendiri-sendiri. Kalau menu magic bisa menambah profit bagi coffee shop itu yang kenapa tidak. Malah bisa menjadi tambahan variasi menu.

foto: dok.arkananta.eo

Ia pun melihat dampak positif dari magic coffee wave ini. Banyak penikmat kopi Indonesia jadi bisa mengeksplorasi specialty coffee dan origin-nya. Farchan mengamati dari beberapa testimoni yang masuk di konten media sosialnya, ada dua karakter orang yang mencoba magic dan cocok. 

Pertama yang biasa minum kopi susu gula aren, switching  ke magic. Kedua, yang biasa minum kopi filter manual brew, itu mencoba magic dan cocok. Karena, magic itu menawarkan intensitas rasa yang lebih kuat. Meskipun sudah ditimpa dengan susu.

Kalau di Indonesia, menurut dia, selera magic yang paling berkesan untuknya adalah dari Giyanti Coffee. Karena dari Giyanti itulah standar magic (secara personal) Indonesia bermula. "Karakter yang bold dan pekat dengan after taste yang panjang. Bahkan sampai kita meninggalkan Giyanti itu, after taste-nya masih terasa," urai ia.

Selanjutnya ada di Nitro Menteng dan Tenun Coffee Roaster di SCBD. Meski saat ini sering membuat konten magic coffee dan kucing peliharaannya, ternyata Farchan juga memiliki minat untuk menjadi seorang coffee expert. Secara lebih spesifik ia memiliki rencana menjadi seorang Q Grader. 

Q Grader adalah ahli bersertifikat yang mengevaluasi kualitas kopi melalui proses cupping, yaitu teknik mencicipi kopi dengan metode tertentu. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai rasa, aroma, dan karakteristik unik dari kopi. Sertifikasi Q Grader diberikan oleh Coffee Quality Institute (CQI) setelah melalui serangkaian ujian yang sangat ketat. Peran Q Grader sangat penting dalam industri kopi untuk menjaga kualitas dan konsistensi produk kopi secara global.

"Saya memang punya rencana untuk menjadi Q Grader, namun harus menyiapkan dananya terlebih dahulu karena investasinya cukup besar," tegasnya.

Bapak Magic Indonesia ini pun menegaskan, dirinya tidak terlalu ambil pusing kalau memang di toko kopi yang dikunjunginya tidak ada menu magic. "Tidak mengapa, karena bisa pesan yang lain seperti cappuccino dan menu lainnya," ucap Farchan.

Rutinitas menulis dan membuat konten ternyata sudah lama dilakoninya. Ia sempat membuat blog efener.com tentang perjalanan dari 2011. Ia juga lulusan dari kursus jurnalisme sastrawi dari Yayasan Pantau. Bagaimana? Sudah mencoba magic coffee hari ini?

No comments

close
pop up banner