Header Ads

Tetap Selow ala Rani, Founder The Wolf Espresso di Australia dari Indonesia

Tetap selow, begitulah dua kata yang selalu digaungkan lelaki kelahiran Lumajang, Jawa Timur ini di unggahan akun Instagram miliknya yang kini banyak mendapat perhatian dari netizen Indonesia, @lifeofacoffeedad. Berdomisili di Australia, Rani saban hari membagi aktivitas mengelola warung kopinya. 


Namun sepesialnyaaa, ia juga memberikan kalimat "renungan" di akhir video. Ikuti wawancara hudes.id bersama Rani dan kisah "warung kopinya" The Wolf Espresso.


H U D E S | Specialty reading for manual coffee brewers


HUDES: Mengapa memilih tinggal di Aussie dan membuka bisnis kopi di sana? Apakah akan menetap dalam jangka panjang? 

RANI: Iya di sini sudah permanent resident

catatan: Permanent resident adalah izin tinggal tetap di Australia berbentuk visa yang berlaku selama lima tahun yang diberikan kepada anda dan keluarga serta diberikan fasilitas yang sama dengan warga negara Australia yakni tunjangan pendidikan , tunjangan kesehatan dan tunjangan sosial serta memiliki hak menjadi warga negara Australia jika memenuhi syarat masa tinggal minimal di Australia dan tidak berbuat kriminal (lorven.com.au)

RANI: Apresiasi kopi lebih seru di sini dan pasarnya udah mapan, dalam artian kopi adalah kebutuhan dasar, bukan lagi gaya hidup. Seperti beraslah kalau bagi orang Indonesia. Mulai buka kopi karena hobi kopi sejak tahun 2010. Suka minum kopi, mengunjungi coffeeshop lain, dan apapun yang ada di dalamnya.

HUDES: Sejak kapan memutuskan untuk membuka usaha kopi dan apa motivasi terbesar hingga memilih terjun di bisnis kopi?

RANI: Aku mulai memutuskan usaha kopi di Kota Perth sekitar tahun 2017, membuka kios kecil di kota ini. Motivasi terbesarnya sebetulnya simpel: buka usaha sesuai hobi yang masih bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, membesarkan anak-anak. Karena waktu itu tak ternilai harganya. Secara objektif aku rasa bisa tercapai di industri kopi di Australia. Mulai kerja pagi sampai jam dua atau tiga siang.   

HUDES: Mengapa memilih nama The Wolf Espresso untuk toko kopinya? Apa maknanya? 

RANI: Karena lahirnya di Gang Wolf (Wolf Lane). Jadi ada satu Gang indah yang penuh grafiti dan namanya Wolf Lane.

HUDES: Kalau tidak salah juga ada di Jakarta kan ya? Apakah ini berarti The Wolf Espresso adalah brand Indonesia yang merambah ke Aussie? 

RANI: Yes betul. Kita lahir di Perth, merambah ke Jakarta. Keren? Yaa biasa aja sih, banyak yang lebih keren. Dengan modal yang gak terlalu besar, juga gak terlalu kuat, tapi soal kedalaman rasa kita boleh bangga. Kami ingin brand ini ada dalam waktu yang panjang, gak usah banyak, tak usah tenar tapi dapat memberi warna.  

HUDES:  Apakah people di Perth itu “hard coffee drinker” banget? Sampai pagi-pagi bener dah datang ke kofisyop gitu.  

RANI: Kebanyakan orang Australia, seperti di Perth sih iya. Tanpa proper coffee (bener-bener kopi beneran bukan sachet), rasanya ada yang kurang hari itu bagi mereka.

HUDES: Menurut bang Rani, apa kopi itu dalam kehidupan bang Rani secara filosofis? 

RANI: Segalanya sih. Hobi iya, spiritualitas iya, kontemplatif iya, memberi inspirasi selalu juga iya. Sangat subjektif kalau aku bicara kopi. Personal dan jalan yang panjang.  

HUDES: Apakah belajar kopi lewat akademi atau otodidak?  

RANI: Otodidak. Lebih learning by doing. Modal nekat.  

HUDES: Pernah ngerasain titik terendah dalam membangun usaha kopi ini gak?

RANI: Titik terendah dalam menjalankan bisnis kopi, kalau boleh dibagi dan jadi pelajaran bagi pembaca, Hmmm mungkin ditelikung atau dikhianati partner bisnis? Sehingga mulai lagi dari sangat sangat bawah, kerja sangat keras lagi, berkorban lagi demi untuk bisa hidup dan menghidupi.

HUDES: Apa yang menurut bang Rani paling penting diketahui dan dipelajari kalau mau buka usaha sendiri?


RANI: Know your strength, know your market. Dengerin apa yang dibutuhkan customer. Solve their problems. Jangan idealis dan mengawang-ngawang. Jangan gengsi dan merasa di atas. Stay hungry, humble. Pada akhirnya, it’s just coffee.

______________

sumber foto: dokumen Instagram @lifeofacoffeedad

No comments

close
pop up banner