Header Ads

Raymond Maringka's Opinion on the Many New Dripper Emerging, Is It Just a Gimmick?

Pada 21 Oktober 2015, sebuah video di Youtube dengan judul Manual Brew: Hario V60 diunggah oleh seorang pecinta kopi dari Indonesia. Suara musik klasik berdayu dengan iramanya yang khas sebagai latar video itu. Timbangan dapur berwarna putih, dengan takaran kopi 22 gram dan blooming sekitar 40 gram air, disaring menggunakan dripper V60. 

Hampir sembilan tahun yang lalu, video itu diunggah. Jauh sebelum para konten kreator yang membahas kopi bermunculan di jagat media sosial hari ini. Para penyeduh rumahan yang baru belajar nyeduh di sekitar tahun 2015-an mungkin akan familiar dengan videonya di Youtube. Siapa dia? Mari kita bahas tentang seduh menyeduh kopi manual dalam perbincangan Hudes bersama dia kali ini.

HUDES | Specialty reading for manual coffee brewers.

Di rentang waktu 2014 hingga 2016, video mengenai kopi manual masih sangat-sangat jarang ada di internet. Lumayan susah kala itu untuk kita bisa belajar teknik seduh. Meski sesederhana menyaring kopi menggunakan dripper V60 misalnya. Lumayan susah agaknya.

Raymond Maringka, --dengan nama Tentang Kopi-- mungkin adalah salah satu konten kreator yang paling banyak diingat oleh para penyeduh rumahan di zaman itu. 

RAYMOND MARINGKA - foto: dok.@dellaayu.c
Bukan tanpa sebab, karena kanal ini sangat membantu dan konsisten mengunggah video mengenai teknik seduh manual, meski juga diselingi dengan pembahasan tentang espresso. Bahasanya santai dan seolah hanya cerita saja mengenai pengalaman seduhnya. 

Dulu nama kanal Youtube Ray adalah Tentang Kopi dan sekarang sudah berganti nama menjadi Ray Maringka.

Lelaki yang sempat menjadi pengajar di ABCD School of Coffee Jakarta ini, sekarang lebih intens menggarap kanal Youtube miliknya, yaitu Ray Maringka. Ia juga aktif berkontribusi di event bergengsi, Jakarta Coffee Week.

HUDES: Halo mas Ray, apa kabar, masih aktif di ABCD School of Coffee?

RAY: Halo. Sekarang sudah tidak di ABCD lagi sejak 2022. Lebih aktif di Youtube dan pegang distributor sirup dengan partner saya yang lain. Juga lagi seru dengan Jakarta Coffee Week.

HUDES: Oke, di awal ini kita bakalan ngebahas dripper dulu ya. Perkembangan dripper hari ini sangat cepat, beda kemiringan, lubang dan sebagainya. Menurut mas Ray apa sih titik utama dari perkembangan ini, apa yang dicari?

RAY: Memang tiga tahun belakangan ini, dripper semakin berkembang cepat. Dibanding tahun 2020 ke belakang, saya merasa banyak model dripper itu seperti hanya gimmick doang, karena enggak banyak pengaruh ke rasa. Tapi tiga tahun belakangan jadi lebih kerasa bedanya. Dari segi flavour dan kemudahan nyeduhnya. Saat ini produsen sepertinya berlomba-lomba membuat dripper yang mudah digunakan, namun bisa hasilin kopi yang enak. Enggak ribet. Tapi intinya sih pada kopinya sendiri. Kalau biji kopinya udah enak, mau diseduh gimana juga bakalan enak.

HUDES: Worth it gak sih kalau kita beli dripper-dripper yang baru-baru ini?

RAY: Setiap dripper itu punya karakternya masing-masing. Secara basic sih ada dua ya, yaitu cone dan flat bottom. Kalau memang ada budget dan ngerti gunainnya gimana, gak masalah sih. 

Tapi mending cobain aja dulu sebelum beli, misal kalau ada pameran. Saya sendiri punya banyak dripper, tapi ujung-ujungnya balik ke dua dripper, yaitu V60 dan Kalita wave. 

HUDES: Ha-ha-ha. Iya juga sih, kadang lelah juga terlalu eksperimen menggunakan dripper ini dan itu. Bener juga, ujung-ujungnya ya balik ke V60 lagi sama dripper yang flat bottom lah. Hahaha. Nah, menurut mas Ray, untuk penyeduh rumahan, terutama yang pemula nih. Mending beli alat seduh mahal dulu kayak dripper dan sebagainya, atau grinder (alat giling) dulu?

RAY: Kalau menurut saya, dan ini banyak saya ulangin di video-video saya di Youtube, belilah grinder dengan budget tertinggi yang kita punya dan kita rela. Jangan sampai yang over price dan jangan yang terlalu jelek juga. 

Kalau ketemu grinder yang kurang bagus, itu pengalaman nyeduh dan minum kopinya akan kurang puas. Nanti bakalan upgrade grinder lagi. Mending nabung dulu, beli yang bagus. Bakalan beda banget pengaruhnya ke hasil seduhan. 

Nah untuk mesin espresso, kalau mau beli juga ya boleh-boleh saja, tapi lihat siapa yang jual dan after sales-nya gimana. Harus diperhatikan banget, jangan sampai kemakan iklan. Siap enggak nanti bantu kalau mesinnya bermasalah. Terutama kalau mesinnya ada kendala atau spare part mesti ganti. 

HUDES: Hmmmm iya juga sih. Rugi juga kalau beli grinder murah tapi nanti bakalan upgrade lagi. Nah kalau untuk belajar kopi, sebaiknya otodidak atau ikutan kelas?

RAY: Kalau untuk nyeduh di rumah, kalau menurut saya mulai banyak yang terburu-buru. Basic sensory masih belum paham, malah ikut kelas yang lain (yang lebih advance). Belajarnya harus dari dasar dulu. Perlu belajar rasa seperti apa, baru nanti yang lebih advance. Ibarat memasak, kalau enggak ngerti rasa, lah gimana mau memasak yang enak? Mesti paham dulu rasa yang enak itu gimana, gitu juga dengan kopi.

Ini sayang banget. Barista generasi yang sekarang, kayaknya mau serba instant. Sebaiknya pelan-pelan belajarnya dan bertahap. Bahkan mungkin untuk sejarah kopi aja masih gagap. Jadi basic sensory kalau menurut saya penting banget. Nanti kalau belajar roasting juga kepake dan penting lah intinya.

Kalau pengalaman saya, setelah saya ambil kelas, saya sadar kalau saat saya belajar sediri, otodidak (lumayan lama banget), itu waktu banyak terbuang. Banyak banget kesalahan fatal yang saya lakukan dan hampir saya yakini itu benar. 

Dengan ikut kelas, kita tidak perlu banyak buang waktu buat lakukan kesalahan. Perhatikan siapa yang ngajar dan latar belakang yang bikin kelas kopinya.

Bukan berarti murah itu pasti jelek, tapi umumnya, ada harga ada barang. Ada harga ada kualitas. Boleh aja ambil kelas yang murah, tapi perhatikan dengan serius, siapa  yang mengajar dan apa latar belakang pemilik sekolah kopi tersebut.

HUDES: Selama ini, alat seduh apa yang paling berkesan buat mas Ray?

RAY: Dripper yang paling berkesan bagi saya adalah Chemex. Karena dripper ini menurut saya sangat "pemaaf". Meski kopi ada bau-bau aneh, masih bisa terselematkan. Terutama kalau kita gunain paper filter yang asli dari Chemex. Tapi sekarang susah nyari paper filter yang asli dari Chemex. 

Kalau yang baru-baru ini, ada UFO dripper dan Magic dripper. Dua dripper ini menurut saya benar-benar mempermudah buat kita ngulik hasil seduhan. Dripper ini bisa ngasih saya, range untuk ngulik ukuran giling itu benar-benar variatif rentang ukurannya. Dari yang halus sampai yang kasar, itu karakter dari flavour-nya beda-beda. Berkesan banget sih menurut saya.

HUDES: Menarik sih untuk yang UFO dripper, barangkali kalau bisa diproduksi di Indonesia, harganya akan lebih kompetitif kali ya. Oke, untuk Jakarta Coffee Week nih. Bisa cerita sedikit dong.

RAY: Untuk Jakarta Coffee Week, event ini inisiatornya adalah pak Hendri Kurniawan, Sella Juliani dan Jane . Saya lebih ke ngebantuin event ini. Nanti akan dilaksanakan lagi 1 hingga 3 November. Banyak banget tenant-tenant baru dan harus banget temen-temen datang. Banyak kopi-kopi menarik dan alat-alat kopi baru yang enggak kalah menarik. Jadi sayang buat dilewatin. 

HUDES: Menarik nih buat Jakarta Coffee Week yang akan diadakan lagi. Terima kasih mas Ray sudah mau berbincang dengan Hudes.

No comments

close
pop up banner